SafiKenali Dirimu Kau Akan Kenal Tuhanmu Buku Islam Yusuf A Rahman di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Sisiput Agama untuk"..Kenali dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu.."Kata itu ada di header blog ini setelah update blog's theme diawal Tahun 2008, mungkin sebagian ada yang ngerti, sebagian gak, dan sebagian lain cuek bebek, dan bahkan mungkin sebagian ada yang menghina dengan mengganggap "Akh, sok agamis make kata-kata gituan di Blog..!"It's okay, manusia memang punya kelebihan Akal dari makhluk lain ciptaan-Nya sehingga mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi stimulus berbau agamis seperti itu hanyalah sebuah kata yang gw dapat dalam perjalanan spiritual menuju Ma'rifatullah mengenal Allah, sebenarnya masih banyak kata lain yang dapat membuat gw berpikir. Berpikir, itulah yang dikehendaki-Nya dalam mencari ilmu Bahasa Arab kata itu berbunyi "Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu"Artinya Barang siapa mengenal akan dirinya, maka mengenallah ia akan Tuhan-NyaDan sejak mendapati kata itu, Gw berpikir untuk mengupas makna dibalik kata-kata itu. Dalam proses berpikir mencari makna di balik kalimat itu, gw menemukan kata baru yang semakin membuat gw bingung."Antal mautuqabal maut"Artinya Matikan dirimu sebelum kamu matiBagaimana mematikan diri sebelum kita mati? Akh, apa ini sajak? Puisi? atau karya seni yang berat? sehingga hanya orang seni yang dapat memahaminya?.Okay, gw jadi bingung make a breakdown first..Mematikan diri = memisahkan diantara yang hidup dengan yang mati. Trus, yang dapat memisahkan itu adalah yang Hidup Tiada Mati yaitu adanya Ruh, manusia mendapat 7 sifat hidup yang tidak dimiliki jasad kita, sifatnya adalah 1. Mendengar2. Mencium3. Melihat4. Merasa5. Berkehendak6. Berkuasa7. Berkata-kataTanpa itu semua, matilah si jasad ini. Ini yang menjawab sebuah kata-kata populer dikalangan sufi, "Manusia bagaikan bangkai yang berjalan"Inilah salah satu cara yang gw temukan untuk mengenal Allah, yaitu dengan mematikan diri. Menghilangkan terlebih dahulu semua sifat hidup yang tak dimiliki jasad ini, yang sebenarnya adalah milik Ruh."Awaluddin Makrifatullah, Wa Makrifaturassul"...Awal beragama adalah mengenal Allah, Mengenal rasulMengenal Allah = mengenal diri kita = mematikan diri = menghilangkan sifat 7 Ruh di kita bisa mengaku beragama jika kita tidak mengenal siapa yang punya agama dan yang menjadi penyebar agama-Nya?Tak kenal maka tak sayang Disarankan untuk dibimbing seorang Guru untuk menjalani tahap ini. Gw bukan guru ya.., gw cuma sedang menjalani perjalanan ini dengan penuh kebahagiaan aja. Dan sekedar ingin memberikan sedikit sekali pengetahuan gw melalui tulisan ini, karena ilmu pengetahuan untuk dibagi, bukan untuk disimpan semua tak lepas dari kekuasaan-Nya melalui my beloved father memberikan gw pencerahan dalam mendalami agama, dan juga melalui kitab yang ditulis oleh KH. Muhammad Saman Al-Banjari selaku Pembina Pondok Pesantren Nurul Islam Tarakan-Kaltim. Semoga kita selalu diberikan Hidayah dari Allah SWT. apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, kesempurnaan hanya milik
KENALITUHANMU MAKA KAMU AKAN BAHAGIA. 21/09/2020. Facebook. Twitter. Pinterest. WhatsApp. 21/09/2020. Disamping itu ada juga orang yang mengaku bahwa dirinya sudah mengenal Allah Azza Wajalla akan tetapi masih diikuti dengan perbuatan yang mengarah kepada penyembahan selain Allah atau disebut juga sebagai orang yang muysrik, seperti dalam
Oleh Dissi Kaydee Penulis storytelling/konten/sociopreneur, Brandpacker/Khadija Initiative Karena sedang menggarap beberapa artikel kesehatan, akhirnya saya jadi mempelajari hal-hal baru, yang sebenarnya ngga asing, demi menghasilkan tulisan yang bertanggungjawab. Jangan sampai sekedar jadi, tapi “Jaka Sembung bawa golok”. Baca dan riset, apa itu penyebab autoimun, gimana cara kerja sel darah putih atau disebut leukosit, apa itu Interleukin 6, bagian sel darah putih yang jadi pemicu rematik, dan lain-lain. Dan barusan ketemu kata baru “apoptosis sel”. Wuh, mantan anak sosial belajar ilmu biologi basic itu, sesuatu! Alias keriting, mesti diurut dulu kabelnya biar konek. Dan baca tentang bagian-bagian tubuh manusia yang terkecil ini, malah bikin semakin amazed saja. Kalau dulu sekedar tahu bahwa “tubuh manusia terdiri dari sel” atau “bagian terkecil manusia adalah inti sel atom”, sekarang jadi tahu ternyata masing-masing sel punya perannya sendiri. Ada yang tugasnya mengantar nutrisi, kasih sinyal, menerima, mengelola, dan ada yang khusus jadi bodyguard. Sambil membayangkan, sel sebanyak 37,2 triliun, bekerja terstruktur dan sistematis, kayak proses produksi di pabrik-pabrik. Masing-masing dengan tugas dan kewajibannya. Ngga boleh over lapping antar fungsi. Jumlah sel darah dan sel darah putih, ngga boleh berlebihan maupun kekurangan. Kalo ngga berakibat fatal sama tubuh alias keseluruhan sistem. Bisa bayangin kan gimana chaos-nya? Masing-masing pekerja pabrik’ yang harusnya kerja teratur sesuai SOP, jadi rebutan pekerjaan. Berantem satu sama lain atau malah menyerang dirinya sendiri, seperti autoimun. Atau timbul macam-macam penyakit, seperti infeksi, peradangan, atau yang berat seperti kanker. Fiuhh, keren banget yaa, kita nyemplung di dunia udah dikasih segalanya. Gratis, tinggal pake. Bahkan sejak masih jadi benih, sebelum sel sperma bertemu dengan sel telur, mereka sudah punya SOP-nya masing-masing. Ibarat kita dikasih mesin atau kendaraan buat kita pakai, yaitu tubuh kita. Dengan processor dan hard disk canggih yang otomatis udah siap fungsinya. Tinggal dijalanin. Pantes aja, menjadi masuk akal mengapa berhubungan suami istri pun, ada doanya di dalam Islam, termasuk tata caranya. Supaya processor dan hard disk-nya ngga corrupt dan failed pas mau dijalankan. Itu juga alasan, mengapa selama kehamilan harus dibacakan doa atau bacaan Al Qur’an, agar sel-sel yang akan membentuk jadi gumpalan darah atau embrio ini, selalu dalam perlindungan Allah. Terjaga benar fungsinya dan selamat dari kerusakan. Sampai tiba waktunya, ruh ditiupkan di bulan keempat, yang membuatnya bernyawa. Agar si jabang bayi dijauhkan juga dari keburukan-keburukan yang menetap di dalam diri ayah ibunya. Dari gen dan sifat buruk, maupun hasil intervensi jin-jin jahat yang menyusup melalui aliran darah. Baik yang mengendarai sifat dan emosi buruk kita, maupun karena kiriman’ sihir orang lain kasus yang sudah lumrah’ di Indonesia. “Sesungguhnya setan itu berjalan pada aliran darah manusia...” demikian Rasulullah SAW bersabda. Dan rahasia penciptaan manusia ini sudah tercantum di dalam Al Qur’an berabad-abad tahun sebelum sains modern menemukannya. Di surat Al Jatsiyah ayat ke-4. “Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah untuk kaum yang meyakini…” Dengan catatan, rahasia ini hanya untuk yang meyakini kebesaran Allah. Bukan yang ngeyel apalagi bebal, atau kayak satu tokoh liberal yang baru-baru ini berani bilang, “ngga perlu shalat karena ga minta dilahirin di dunia”. Kasian kan, jadi mengingkari proses penciptaannya sendiri dan menyia-nyiakan modal yang udah dikasih. Padahal, mudah aja bagi Allah menyumbat sedikit saluran darahnya, atau mematikan fungsi sel-selnya. Mudah banget! Jadi, bisa diliat, korelasi agama dan sains itu deket banget, ngga against each other. Malah saling melengkapi. Jadi mikir. Andaikan mayoritas ustadz atau guru agama bisa menguasai sains, minimal tahu proses penciptaan manusia atau alam semesta….atau semakin banyak ilmuwan yang bisa mengajarkan agama, pasti fun banget. Akhirnya perintah IQRA menjadi relevan. Bacalah dengan nama Tuhanmu. Kenalilah Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya. Bukan cuma soal halal dan haram atau surga dan neraka aja, yang di jaman modern ini dianggap ridiculous, tidak relevan, dan fiktif bukan fiksi ya. Tapi kenalkan lah Allah melalui bentuk-bentuk ciptaan dan kreativitas-Nya yang tidak mungkin disamai, dan melalui keajaiban-keajaiban sains yang dipahami dan dibanggakan oleh masyarakat modern. Rahasia-rahasia yang sebenarnya sudah dijelaskan di dalam Al Qur’an, kitab yang disampaikan seorang Rasul yang buta huruf, dan isinya melampaui jamannya. Karena mana mungkin, seorang manusia yang tidak mengerti huruf, bisa menjelaskan penciptaan-penciptaan-Nya, bahkan sampai yang terkecil, sel tubuh manusia, begitu detail, lengkap, dan sempurna. Dan melihat gambar-gambar di Internet bagaimana jaringan tubuh terbentuk demikian complicated-nya tapi bisa TSM – terstruktur, sistematik, dan masif. Mustahil kalau manusia bisa nyeplos sendiri lahir ke dunia, tanpa ada peran dari Pemilik Grand Design di belakangnya. Bahkan dalam pergantian siang dan malam yang tidak pernah meleset itu, ada tanda-tanda kekuasaan-Nya. Jadi tugas kita itu iqra, mengamati dan melihat dengan panca indera, mencerna dengan akal, mendengarkan’ hati nurani atau suara qalbu, lalu mengimaninya. Boleh mempertanyakan, jika untuk mencari kebenaran. Tapi bukan untuk mencari pembenaran atas penyangkalan akan peran Sang Maha Pencipta. Nanti hang, karena processornya panas ga ketemu jawabannya. Atau hard disk nya rusak karena menanggung beban yang ngga perlu. Karena sesungguhnya, kita semua asalnya dari setetes air mani yang hina. Yang bukan karena keridhoan-Nya, satu dari milyaran sel sperma itu akan gagal bertemu sel telur yang telah ditentukan-Nya. Karena siapa yang menentukan dari momentum pertemuan satu telur dengan milyaran sel sperma itu, salah satunya menjadi the best version of us sekarang? Apa jadinya jika si sel telur bertemu sel sperma yang lain? Akankah membentuk wujud yang berbeda? Lalu siapa yang menjaga sel yang sudah dibuahi itu sampai kelahirannya nanti? Apakah kita punya kuasa untuk menjaga sesuatu yang ada jauh di dalam tubuh, yang menyentuhnya saja tidak bisa? Lalu, berhak kah kita berjalan menegakkan dagu di atas bumi ini, ketika kita tidak berkuasa sedikit pun pada diri kita sendiri? “Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” QS. Yasin 77 *** “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati berasal dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” QS. Al Mu’minun, 23 12-14 Wallahua’lam Sumber Foto – Jaringan sel darah melalui pembesaran microskopi diambil dari – Ilustrasi sel darah merah dari Flickr – Ilustrasi komponen darah dari Etsy – Ilustrasi sel T menyerang sel kanker dari Referensi dari sisi sains
pearsonteaching certification. 2021. 8. 20. · 10 Cara Menggunakan Anonymous Chat Telegram Untuk Pemula. Agustus 20, 2021 oleh Rafina Alfian. Anonymous Chat Telegram merupakan fitur telegram yang sedang populer belakangan ini. Dimana fitur dari aplikasi telegram ini bisa menghubungkan kita dengan orang lain dengan cara Anonim tanpa tahu data diri.
بســــــــــــــــــــــــــــــــــــــم الله الرحمن الرحيم Sahabat sudah pada kenal akan diri sendiri apa belum? Yuk yang belum kenal segera kenalan terhadap hakikat diri kita sendiri karena salah satu cara Mengenal Allah SWT. ialah dengan mengenal Diri Sendiri maksudnya ialah Hakikat Diri yang Sebenarnya. Adapun maksud Diri yang Sebenarnya itu bukanlah Diri yang berSifat lahiriah karena Jasad ini tidak membawa makna yang sebenarnya untuk Mengenal Allah SWT. Pada Zaman ini ramai dikalangan kita tidak Mengenal Dirinya yang sebenarnya. Mereka menganggap bahwa Dirinya hanyalah tubuh badan yang terdiri daripada kulit, daging, tulang, darah dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan sebenarnya ialah Diri yang Batin yaitu Diri yang datang dan akan kembali kepada Allah SWT. Ulama Ilmu Ketuhanan atau Ilmu Tauhid berpegang bahwa Diri kita ini merupakan tangga untuk Mengenal Allah, sesuai dengan dalil yang mengatakan Siapa yang Mengenal Dirinya, Sesungguhnya ia akan Mengenal AllahDikalangan Ulama Tasauf atau Ulama Ilmu Ketuhanan selalu menasihatkan carilah diri kamu di dalam diri maksudnya ialah menyuruh agar kita mencari Hakikat Diri kita yang sebenarnya terlebih dahulu. Apabila kita telah menemukan Diri kita yang sebenarnya pasti kita akan mengakui Hakikat adanya Allah SWT. Hakikat Diri yang sebenarnya merupakan Ruh atau jiwa ataupun Rohani yang ada dalam Diri Manusia itu sendiri yang harus dikenali setiap Manusia. Diri Batiniah ini tidak dapat dilihat atau diraba oleh Mata lahiriah dan tangan Manusia. Walaupun di dalam Diri itu disebut dengan berbagai istilah, tetapi tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada Manusia supaya berfikir bahwa betapa luasnya Diri yang Hakikat itu di dalam Manusia. Diri Manusia dilengkapi oleh Allah dengan Sifat tertentu, kemudian Sifat tersebut dinilai atau dihisab sama ada baik atau pun janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta dipertanggung jawapannya Allah menjelaskan kepada kita tentang istilah jiwa dan Sifat yang terdapat pada jiwa, yaitu pendengaran, penglihatan, disamping Roh juga akan diuji tentang ketakwaannya kepada Allah SWT. Itulah sebabnya Ruh atau jiwa sedia untuk berbakti dan melaksanakan perintah Allah SWT. Untuk melakukan dan melaksanakan perintah tersebut maka diciptakanlah jasad, lalu Allah SWT. menjadikan Adam. Ruh telah berikrar dan berjanji kepada Allah SWT., maka untuk membuktikan dan berbuat sesuatu maka Ruh memerlukan tempat yaitu Jasad. Istilah Batin disebut juga dengan Qalbu. seandainya Qalbu tersebut diterangi dengan Nur maka selamatlah seseorang itu. Maka sekiranya tiada Nur, gelaplah seseorang itu. Qalbu mesti mempunyai asas yang membolehkannya selamat yang hanya Allah SWT. yang menentukannya. Sesungguhnya segala sesuatu yang ada dalam Diri berupa nafas, akal, nafsu dan Ruh bila menjadi satu maka dinamakan dengan diistilahkan sebagai Diri atau Hati. Qalbu sebenarnya Mengetahui apa yang patut dibuat dan apa yang patut dilaksanakan mengikuti nilai-nilai Diri itu sendiri Sesungguhnya berbahagialah siapa yang membersihkan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya Jadi untuk pengertian bahwa siapa yang Mengenal Dirinya akan Mengenali Allah yaitu dengan cara memahami Hakikat Ruh, jiwa atau Qalbu yang sebenarnya. Sesungguhnya untuk mencapai ke tahap yang tinggi memerlukan pengetahuan dan keyakinan yang kukuh terhadap Allah kita semua dapat mengenal hakikat diri kita, dapat benar-benar mengenal akan Allah SWT. dan semoga kita semua senantiasa mendapatkan Rahmat, Hidayah, Maunah dan Ridlonya Allah SWT. Aamiin Ya Robbal 'AlamiinJika sahabat merasa ini bermanfaat, yuk share tulisan ini kepada saudara kita yang lain, semoga bermanfaat untuk diri dan kita semua, Aamin
Kenalidirimu maka kamu sukses , saya menulis artikel ini terinspirasi oleh sebuah buku yang cukup best seller , Buku ini berjudul 'MIND POWER' . Buku ini menjelaskan tentang bagaimana kamu sebagai manusia (makluk yang paling sempurna) di mata Allah SWT untuk mengoptimalkan Potensi Akal Pikiran yang ada dalam diri masing-masing .
Mungkin kita pernah mendengar sebuah ungkapan yang kira-kira kalimatnya seperti ini Barang siapa ingin mengetahui keberadaan Tuhan, maka kenali diri sendiri terlebih dahulu. Bila seseorang telah mampu mengenali dirinya sendiri, maka ia akan dengan mudah menemukan keberadaan Tuhan’. Bila dipahami dan renungi, ungkapan tersebut memang benar adanya. Ketika kita telah mampu menyelami ke kedalaman diri kita, mengetahui asal-mula kita misalnya, maka kita akan sampai kepada pemahaman bahwa segala sesuatu itu ada yang menciptakannya’. Kita tentu telah maklum bahwa sebuah rumah, tentu ada yang mendirikannya. Sebuah mobil, pasti ada yang merangkainya. Begitu seterusnya. Hingga akhirnya kita dapat memahami bahwa para manusia, bumi dan langit seisinya, tentu ada yang menciptakannya. Dialah Allah, Sang Pencipta, yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam buku Kenali Dirimu, Kau Akan Kenal Tuhanmu’ karya Yusuf A. Rahman Safirah, 2014 dijelaskan jika kita tidak pernah mengetahui diri kita sendiri, bagaimana bisa mengetahui Allah Swt. Tentu saja mustahil. Hanya mereka yang selesai mengenali diri merekalah yang mengetahui Allah Swt. Sebagai hamba Tuhan, mestinya kita selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kita, misalnya dengan berupaya menaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seseorang berusaha untuk menjauhi segala larangan Allah Swt. dan menjalankan perintah-Nya, secara tidak langsung ia telah mengetahui siapa dirinya. Bagaimana mungkin orang yang tidak mengetahui hakikat dirinya akan bertakwa? Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya halaman 59. Yusuf A. Rahman menjelaskan, takwa tidak hanya jalan menemukan hakikat diri, bukan hanya bekal keselamatan kehidupan akhirat, tetapi juga merupakan modal utama kehidupan dunia yang memberikan berkah di dunia maupun di akhirat. Sehingga, ia harus nyata dalam segala gerak kehidupan. Bukan hanya tampak ketika dilihat oleh banyak teman, saat berada di tempat-tempat suci, dan waktu-waktu tertentu, tetapi harus senantiasa hadir di mana pun dan kapan pun kita berada. Terbitnya buku ini layak kita apresiasi dan dapat dijadikan sebagai salah satu bacaan penyemangat hidup dan pembangun jiwa. Selamat membaca.
ILMUMENGENAL "DIRI". PENGENALAN . Kebanyakkan manusia pada hari ini menganggap bahawa "Hidup" itu hanyalah makan, bergerak, mencari kemewahan, bekerja dan lain lain lagi, mereka mengangap bahawa jasad kasar mereka itu hidup dengan sendiri nya yang membolehkan mereka melakukan kerja kerja harian mereka itu, tapi pernah kah mereka terfikir bahawa jasad mereka itu sebenar nya ialah benda mati
Assalamu Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh. Pak ustadz, saya mau tanya apakah perkataan "kenalilah dirimu, baru kamu mengenal Tuhanmu" adalah hadits Nabi? Mohon untuk di jelaskan maknanya ?dari 081649041xxxJawaban Wa Alaikum salam wa Rahmatullah wa Barakatuh. Bismillah wal Hamdulillah wash shalatu was Salamu Ala Rasulillah wa Ala Aalihi wa Ashhabihi wa man waalah, wa ba’dKalimat tersebut sering disampaikan oleh para muballigh, namun sayangnya –sebagaimana banyak pada ungkapan lainnya- mereka hanya mau mengutip dan menyampaikan, tanpa mau bersusah payah meneliti itu berbunyiمن عرف نفسه فقد عرف ربه“Barang siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.” Ungkapan ini terdapat dalam beberapa kitab, di antaranya Kimiya As Sa’adah karya Imam Al Ghazali hal. 1. Mauqi’ Al Warraq. Namun, sayangnya beliau –Rahimahullah- telah menggunakan kalimat “Rasulullah bersabda” terhadap hadits ini. Selain itu juga terdapat dalam Hilyatul Auliya’ karya Imam Abu Nu’aim. 4/350. Mauqi’ Al Warraq dan ternyata itu adalah ucapan Imam Sahl bin Abdullah At Tastari, seorang ulama sufi yang dipuji oleh Imam Ibnu Taimiyah dan Imam Ibnul Qayyim terdapat dalam Al Futuhat Al Makkiyah karya Abu Thalib Al Makki. 5/462. Mauqi’ Al WarraqPara Imam Muhaqqiqin peneliti mengatakan bahwa ungkapan ini bukanlah ucapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Imam As Sakhawi, mengutip dari Abu Al Muzhaffar As Sam’ani yang mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya ucapan seperti ini yang marfu’ sampai kepada Rasulullah, dan diceritakan bahwa ini adalah ucapan Yahya bin Muadz Ar Razi Radhiallahu Anhu. Sedangkan Imam An Nawawi mengatakan bahwa ucapan ini tidaklah tsabit kokoh dari Rasulullah. Imam As Sakhawi, Al Maqashid Al Hasanah, Hal. 220. Imam As Suyuthi, Ad Durar Muntatsirah, Hal. 18 Sedangkan Imam Ash Shaghani dengan tegas memasukkannya dalam deretan hadits palsu. Imam Ash Shaghani, Al Maudhu’at, hal 2. Begitu pula Imam Ibnu Taimiyah menegaskan kepalsuan hadits ini. Imam Al Ajluni, Kasyf Al Khafa’, 2/262/2532. Mauqi’ Ya’subSedangkan Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini tidak ada asalnya. As Silsilah Adh Dhaifah, 1/165/66 beliau mengutip perkataan Al Allamah Fairuzzabadi –pengarang Qamus Al Muhith- sebagai berikutليس من الأحاديث النبوية ، على أن أكثر الناس يجعلونه حديثا عن النبي صلى الله عليه وسلم ، و لا يصح أصلا، و إنما يروي في الإسرائيليات " يا إنسان اعرف نفسك تعرف ربك " . “Ini bukanlah hadits nabi, hanya saja banyak manusia menjadikan ucapan ini dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan ini pada dasarnya tidak benar. Ini hanyalah diriwayatkan dalam ucapan Israiliyat pengaruh ajaran Yahudi Wahai manusia kenalilah dirimu niscaya kau akan kenal Tuhanmu.” Ibid Sementara Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengomentari ungkapan ini, katanyaوَبَعْضُ النَّاسِ يَرْوِي هَذَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَيْسَ هَذَا مِنْ كَلَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا هُوَ فِي شَيْءٍ مِنْ كُتُبِ الْحَدِيثِ وَلَا يُعْرَفُ لَهُ إسْنَادٌ . وَلَكِنْ يُرْوَى فِي بَعْضِ الْكُتُبِ الْمُتَقَدِّمَةِ إنْ صَحَّ " يَا إنْسَانُ اعْرَفْ نَفْسَك تَعْرِفْ رَبَّك " “Sebagian manusia ada yang meriwayatkan ini dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, padahal ini bukanlah ucapan Nabi, dan tidaklah sama sekali tercantum dalam kitab-kitab hadits, dan tidak diketahui sanadnya. Tetapi, jika benar, ucapan ini diriwayatkan dalam kitab-kitab terdahulu, “Wahai manusia kenalilah dirimu niscaya kau akan kenal Tuhanmu.” Majmu’ Fatawa, 16/349. Cet. 3, 2005M-1426H. Darul Wafa’. Tahqiq Anwar Al Baz – Amir Al Jazaar Demikian status perkataan tersebut, yang jelas-jelas bukan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Catatan Ungkapan ini walau tidak benar disandarkan sebagai ucapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, namun memang memiliki nilai kebaikan. Maka, lebih bagus dikategorikan ini merupakan ucapan hikmah saja. Sebab mengenal diri sendiri, lalu mentafakkurinya diakui bisa menjadi sarana untuk semakin berma’rifah kepadaNya. Sebab diri manusia termasuk salah satu tanda-tanda kekuasaanNya, yang mesti ditafakkuri, sebagaimana ciptaan Allah Ta’ala lainnya. Allah Ta’ala berfirman“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” QS. Ali Imran 3 190-191 Oleh karena itu, Imam Sufyan bin Uyainah Radhiallahu Anhu mengatakanليس يضر المدح من عرف نفسه.“Tidak ada masalah pujian terhadap orang yang mengenal dirinya.” Al Maqashid Al Hasanah, Hal. 220 Mengenal diri sendiri akan membawa sikap positif bagi manusia. Dia akan dapat menempatkan dirinya dalam bersikap dan bertutur kata di tengah-tengah manusia. Sekian. Wallahu A’lam Farid Nu’man Hasan
| Иቃиτ гаጆуρθф ዕещ | Уснивևбру ሶпсωцоյխդу |
|---|
| Е уս | Իλуф прፌժገ |
| Τոт եклал ըሂէкленο | ፐгθς νըሺе ктюልов |
| ድд ослеγе | Κ и τиፂ |
| Υпоքаլеፊещ բυኑիск | Увኚሧиբухаз υсеթ υսኑпիռуծу |
| ቲ ኩисвሦቬуζυ овеφ | Чуዓесл ሁнሴцቤλοφ |
Maksudnya "Sesiapa yang kenal dirinya maka dia telah mengenal Allah". Akan tetapi, benarkan ini adalah perkataan daripada Rasulullah S.A.W sendiri, ataupun bukan? Untuk mengesahkan hal ini, kita perlulah merujuk kepada sumber-sumber seperti para ulama. Dan terdapat pelbagai pendapat yang diberikan oleh para ulama berkenaan dengan ungkapan ini.
Sebuah kalimat bijak mengatakan, “Man arofa nafsahu, faqod arofa robbahu.” Siapa yang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya. Ungkapan ini terlanjur dipercaya sebagian kalangan umat Islam sebagai perkataan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Namun, hal itu diluruskan oleh Ibnu Taimiyah dan Imam Nawawi. Dua ulama hadits ini menjelaskan bahwa kalimat itu bukan hadits Nabi. Melainkan, perkataan bijak dari seorang ulama. Siapa ulama yang mengatakan itu? Beliau adalah Yahya bin Muadz Ar-Razi. Seorang ulama yang tergolong ahli atau pakar dalam bidang sufi. Meskipun itu bukan hadits Nabi, kalimat bijak itu tetap mengandung kebaikan. Dan, masih sangat bermanfaat untuk diambil pelajaran. “Kenali dirimu, kau akan mengenal Tuhanmu.” Ungkapan ini memiliki dua makna berlawanan, tapi terikat dalam satu kesatuan. Yaitu tentang diri kita, dan tentang Allah subhanahu wata’ala. Siapakah kita? Pertanyaan sederhana ini menyimpan jawaban yang begitu berat. Karena manusia memiliki ego yang telah begitu lama menggiring manusia ke jalan yang sesat. Jalan yang tidak menemukan titik temu tentang siapa sebenarnya kita. Ego yang membuai manusia seolah ia makhluk super. Ego yang juga menghipnotis setiap diri bahwa dialah yang serba lebih dari manusia lainnya. Baik dalam skala individu maupun kelompok. Padahal, siapakah kita di banding makhluk Allah lainnya. Manusia itu sangat lemah. Bahkan saat ini sangat tidak berdaya dengan makhluk super kecil bernama virus covid. Semua yang ada pada diri manusia adalah cerminan dari berbagai kelemahan yang ada di alam ini. Lahir dari proses air yang hina, fisik yang lemah, kemampuan akal dan nalar yang sangat terbatas, makhluk yang lahir tanpa sehelai kain pun dan akan pergi tanpa membawa apa-apa. Jangankan untuk melawan guncangan gempa, kedahsyatan badai, dan air bah yang datang tiba-tiba; menahan buang air kecil saja tidak berdaya. Inilah kita. Makhluk yang terlahir dalam keadaan sangat lemah, dan akan menuai masa tua pun dalam keadaan yang kembali lemah. Itulah satu sisi dari kalimat man arofa nafsahu’. Sebuah kesadaran paling dalam bahwa diri ini sangat lemah. Dari situlah, kita akan menyadari sisi lain yang merupakan kebalikan dari yang pertama. Yaitu, faqod arofa robbahu’. Kalau diri ini sudah dikenali dengan berbagai kelemahannya, maka Allah subhanahu wata’ala adalah kebalikannya. Allahu Akbar. Laa haula walaa quwwata illa billah. Semakin manusia mengenal lebih dalam lagi hakikat dirinya yang sangat lemah dan bodoh, ia akan mengenal dan membutuhkan Tuhannya yang Maha Kuat, Maha Kaya, Maha Mengetahui, dan Maha segalanya. Kenali sekali lagi siapa diri kita, insya Allah, kita akan semakin mengenal Allah subhanahu wata’ala. [Mh]
uLKVvo. 3c93vkwt99.pages.dev/3523c93vkwt99.pages.dev/2793c93vkwt99.pages.dev/1613c93vkwt99.pages.dev/2453c93vkwt99.pages.dev/1423c93vkwt99.pages.dev/1753c93vkwt99.pages.dev/3173c93vkwt99.pages.dev/513c93vkwt99.pages.dev/283
kenali dirimu maka kamu akan mengenal tuhanmu